Bagian Humas Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta (BPCB Yogya) menghubungi kami dan mengutarakan kebutuhannya. Optimasi media sosial untuk lembaga.
Kenapa ini menarik ?
Bagi saya ini hal yang langka. Ketika banyak sekali bagian humas lembaga pemerintahan diisi oleh orang yang masih mengandalkan cara-cara 1.0 sementara dunia sudah bekerja di frekuensi 4.0. Alhasil akun-akun media sosial lembaga pasti membosankan dan cenderung kaku, hanya sedikit sekali yang melakukan dobrakan dan akhirnya "viral" karena tidak lagi terkungkung oleh "pakem birokrasi" yang menyulitkan pengembangan kreatifitas.
Dan BPCP Yogya merasa butuh untuk melakukan langkah besar itu. Saya berdua bersama atasan saya Bapak Widhi Wedhaswara diundang untuk mengisi workshop 2 hari mentransfer ilmu dan sharing kepada staf yang bertugas di sana. Harapannya mereka ingin memiliki tim yang capable untuk menghandle media sosial.
Secara pribadi, saya tertantang. Karena saya tidak pernah berbicara di depan ASN. Acara-acara seperti seminar, pelatihan dan semacamnya yang pernah kuisi pesertanya pelajar, mahasiswa, akademisi, santri, dan masyarakat umum.
Hari pertama diisi tentang pembedahan media sosial dan pemanfaatannya untuk branding dan publikasi balai yang berada dibawah Kementerian Pendidikan tersebut. Kami berdua bergantian menyampaikan materi yang langsung dipraktikkan dan dari situ pada akhirnya muncul banyak studi kasus dan kita lakukan problem solving bersama. Saya pribadi lebih suka cara ini ketimbang hanya penyampaian satu arah yang sama sekali tak menjamin ketersampaian informasi kepada peserta dari narasumber yang menyampaikan.
Di hari kedua, kami langsung praktik lapangan ke Candi Prambanan. Setelah keliling dan take foto di beberapa spot menarik, kami diundang ke kantor pengelola Candi. Sambutannya hangat sekali, bahkan mereka sebenarnya sangat tertarik untuk ikut workshop, bahkan ingin mengadakannya sendiri. Karena mereka melihat didepan mata bahwa dunia sudah berubah dan mereka harus mengikutinya. Setelah sharing-sharing dan "medhank" bersama, kami dan rombongan BPCB kembali ke kantor dan langsung mempraktikkan materi, meretouch foto-foto candi yang "instagramable" agar lebih eye catching. Acara seharusnya selesai pukul 15.00 namun karena banyaknya pertanyaan dari teman-teman di sana, saya bahkan baru bisa menyelesaikannya pukul 16.00 lewat. Itupun masih dirasa kurang. Kami masih harus membuat mockup postingan yang akan diaplikasikan ke tiap post instagram. Pengalaman bersama teman-teman BPCB sangat hangat, api-api semangat sangat terlihat dari perhatian dan tingkat interesting mereka pada acara workshop ini.
Terima kasih kepada Bapak Ibu yang telah mempercayakan kepada kami untuk sharing apa yang kami tahu. Dan atas sambutan hangatnya hingga saya dianggap keluarga di balai Yogya.
Di akhir acara, saya melakukan review atas media sosial yang telah berjalan dan sedikit berbagi tips untuk kedepannya serta review selama acara berlangsung agar semangat social media branding ini tidak hanya "hangat-hangat tai ayam" yang hanya semangat di awal namun cepat luntur ditelan waktu dan kesibukan rutinitas kantor.
Terima kasih.
0 komentar