KERJA REMOTE (PART 2)
Untuk orang yang belum pernah menjalaninya, anggapan ini boleh dikatakan lazim namun kemudian kenyataan dengan banyaknya karyawan yang diharuskan WFH selama pandemi aku rasa tidak ada statemen seperti itu lagi karena akhirnya mereka tau betapa ribetnya bekerja di rumah jika belum terbiasa.
Klaim dapat bekerja dengan santai, sebenarnya bisa dilakukan di semua jenis pekerjaan. Dan justru di remote working ini, kemampuan mengatur waktu itu kunci kesuksesan dalam menghandle project yang berjalan. Kegagalan project selalu berkaitan dengan manajemen waktu (selain faktor SDM). Kebiasaan sebagian besar masyarakat yang mengerjakan tugas di ujung deadline membuat kerja remote yang harusnya bisa efisien justru malah makin ribet.
Bahkan di waktu liburan pun kita bisa diharuskan bekerja. Ambil laptop, menjauh sesaat untuk cari lokasi tenang. Jam kerja remote working relatif lebih panjang daripada office hour pada umumnya, hal ini karena kebanyakan gaya remote working diterapkan di industri kreatif. Dan kreatifitas itu paling tidak bisa dikekang oleh waktu. Thats right !
Kita kadang dihadapkan pada situasi yang tiba-tiba harus bekerja cepat.
Pernah ketika di liburan panjang akhir tahun, aku sedang berlibur di Bogor. Tiba-tiba klien menginginkan revisi desain untuk ucapan tahun baru. Rekan tim yang lain sedang di perjalanan dan hanya aku yang lumayan available, ya walaupun lagi waktu liburan sih. Akhirnya redesain tersebut harus aku take over. Sayangnya aku hanya membawa laptopnya saja, karena pikirku semua pekerjaan memang sudah selesai, jadi laptop hanya sebagai media hiburan saja. Dengan kerjaan dadakan tadi, jadilah aku editing desain grafis tanpa mouse. Hal yang biasanya 1-2 jam selesai harus kukerjakan 4 jam lebih dengan jari telunjuk yang gemetar sehabis itu. Kurang lebih seperti itulah konsekuensinya.
Bekerja dari rumah berarti juga harus mempunyai skill komunikasi yang baik. Bukan hanya verbal namun juga tulisan karena semuanya bertumpu pada chat. Belum lagi harus bekerja tanpa pengawasan dan waktu kerja yang tanpa sekat, jika tidak punya motivasi yang kuat untuk bekerja maka etos kerja di rumah akan menguap begitu saja terbawa suasanya nyamannya tempat tinggal.
Adaptasi, distraksi, overworking, time manajemen. Kalau itu semua tidak bisa dikondisikan, ambyar semua kerjaanmu.
Banyak yang mengeluhkan WFH, karena bukannya santai malah justru seperti merasa seharian bekerja. Ini memang umum terjadi dan dialami banyak orang. Bukan hanya itu, gangguang dan perbedaan lokasi kerja juga bisa membuat seseorang kehilangan mode kerjanya dalam beberapa saat sebelum menemukan ritmenya kembali.
Jadi santai atu tidaknya tergantung bagaimana menyikapi dan trik efisiensi kerja dari masing-masing pekerja. Karena sebenarnya dengan kerja remote, kerjaan yang harusnya dikerjaan seharian di kantor bisa dikerjakan dalam 4-5 jam saja karena tidak sambil ngobrol ngalor ngidul dengan rekan sebelah meja, plus tanpa harus kehilangan waktu di perjalanan. Namun jika belum terbiasa jangankan 5 jam, seharian bisa-bisa hanya ngubek kerjaan tanpa selesai.
(BERSAMBUNG)
0 komentar