BERDAMAI DENGAN ALGORITMA YOUTUBE (PART 4)
Sebenarnya cara-cara "mengakali" algoritma youtube dijabarkan sebelumnya sudah banyak dibahas oleh orang lain, bahkan ada yang membuat bukunya dan laku keras di gramedia. Kamu nggak perlu beli buku yang mahal-mahal itu, saripatinya sudah ada di artikel ini.
Dulu awalnya aku hanya melakukan salah satu dari hal diatas, dan berhasil, ya meskipun nggak niat-niat banget. Bayangkan kalau kamu mau melakukan semuanya, bahkan kamu kembangkan lagi. Bukan nggak mungkin channel kamu bisa berkembang jauh diatas ekspektasi kamu.
Dan asal kamu tau, disadari atau tidak Atta halilintar melakukan semuanya.
jadi wajar kalau videonya selalu naik.
Sebenarnya bukan hanya Atta, hampir semua melakukan hal serupa. dan it works!
Lalu kenapa Atta begitu tidak masuk akal?
Kalau dinilai secara subjektif.
Menurutku nggak mustahil, bahkan sangat mungkin Atta melakukan hal yang orang-orang curigakan. Kamu bisa lihat dari kontennya yang gitu-gitu aja, dan menilai orangnya yang ambisius, membeli subscriber bukan suatu hal yang sulit bagi Atta. Tim Payzen saja mempunyai database puluhan ribu akun youtube siap subscribe, bukan tidak mungkin untuk sekelas Atta membuat database yang lebih besar untuk digunakan dirinya sendiri.
Namun secara objektif, ini sulit pak. IT youtube bukan orang ecek-ecek, dia bahkan bisa menganalisa mau sampai sejauh mana kamu melakukan scroll, lokasi dan MAC Adress gadgetmu ketika sign up maupun login di youtube.
Untuk subscriber suntik dengan jumlah dibawah satu juta mungkin masih masuk akal, itupun sudah rentan ketahuan jika sudah ratusan ribu. Namun Atta mempu mencapai puluhan juta subscribers.
Kalau dilihat dari cara main algoritma youtube dan perubannya yang "mungkin" berhasil dipelajari oleh tim Atta, maka melesatnya channel Atta adalah hal yang masuk akal. Bukan karena cheating, namun lebih karena dia lebih mendalami how youtube algorithm works.
Oke begini,
Algoritma youtube sudah tentu sifatnya rahasia.
Yakali rahasia dapur masa diumbar ke umum, bisa diakali buat macem-macem kan nantinya.
Tapi tercatat youtube pernah merilis secara resmi "gambaran" bagaimana algoritma mereka bekerja di era 2012-2016an.
Youtube mengatakan mereka memperhatikan banget kualitas konten, konsep ide menarik, durasi yang efektif dan engagement rate yang tinggi.
Kalau kamu adalah pemain lama, pasti nggak heran kalau youtuber teratas saat itu dihuni oleh Raditya Dika, Edho Zell, Reza Arap, Team2One, dkk. Karena mereka memang sesuai dengan algoritma youtube. Belum ada nama Atta disana, apalagi Calon Sarjana.
Pada saat itu youtube belum menjadi media tontonan utama, komunitasnya masih dibangun di mana-mana, hanya segelintir orang yang bermain di dalamnya.
Kemudian di tahun 2017 mereka mulai menyadari adanya perubahan demografi. Jumlah kreator dan penonton youtube meningkat pesat, televisi yang makin tergusur dan dengan itu pasti putaran uang ke youtube makin besar. Mereka mulai melangkahkan kaki perusahaannya. Yang tadinya membangun brand, menarik market, membangun komunitas, berubah menjadi profit oriented, persis seperti yang saya tulis di awal tulisan ini. Maka algoritma pun dirombak untuk merealisasikan tujuannya.
(Bersambung)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus