BERDAMAI DENGAN ALGORITMA YOUTUBE (PART 2)
Jadi, dari artikel sebelumnya kita dapat pahami algoritma youtube sangat berperan penting untuk menaikkan traffic suatu video ataupun channel.
Lalu bagaimana dengan video-video Atta halilintar?
Sebentar pak, kita iris pinggirannya dulu jangan langsung ke tengah.
Oke, next.
Bagaimana untuk "mengakali" algoritmanya?
Jawaban singkatnya adalah kita harus menarik penonton sebanyak mungkin. Udah itu aja sih intinya.
Penjabarannya :
Kita mulai dari judul dan thumbnail.
Pastikan judul kamu menarik, apalagi thumbnailnya. Aku nggak bilang bagus loh ya. Kamu nggak perlu thumbnail yang sesuai dengan kaidah desain visual, yang kamu perlukan cuma menarik. Menarik yang seperti apa? kamu bisa riset atau ATM dari channel panutanmu.
Selanjutnya, Ride the Wave.
Kalau kamu bukan trendsetter, belum punya ceruk pasar sendiri dan bukan tokoh besar mau nggak mau sebagai content creator harus mengikuti isu apa yang lagi tren, berita apa yang sedang hangat, kasus apa yang sedang viral.
Jangan cuma diikuti saja, kita harus obrolin juga, langsung buat konten tentang itu, jangan terlalu lama.
Cari faktor apa saja dari isu tersebut yang relevan dengan kamu. Kita ulas dari kacamata kita, kalau perlu buat yang lebih panas, bahkan sampai lahir sebuah kontroversi, kalau kontroversi sudah bergulir, keluarkan jurus akhir. Buatlah klarifikasi. Duarr.
Misal sekarang sedang ada isu tentang RCTI yang menggugat UU Penyiaran, dimana mengatur para konten kreator ketika melakukan live streaming, sedangkan niche channel kamu seputar gaming mobile legend. Gimana nyambuunginnya dong?
Kamu bisa mengulas isu itu di percakapan kamu pas ngegame, atau buat judul video
"Coba live 2 jam, tonton dulu besok kayaknya diblokir RCTI", atau buat challenge dimana tim yang kalah harus nonton sinetron di RCTI, atau apalah. Kalau bisa buatlah kontroversinya, atau meme isu tersebut kamu jadikan thumbnail. Banyak hal yang bisa kita sambung-sambungkan, termasuk endingnya yang paling mentok bikin klarifikasi bahwa yang digugat RCTI itu layanan video over the top (OTT), bukan konten kreatornya, dan sebagainya.
Penjabaran selanjutnya dari bagaimana cara kita menarik penonton adalah dengan kolaborasi.
Kita lihat youtuber besar itu colab sama siapa, nggak jauh-jauh ya dengan sesama artis, atau tokoh dengan tokoh.
Karena dengan cara itu kita sudah menyatukan dua cluster yang berbeda, cluster penonton kamu ditambah dengan cluster penonton si dia yang kamu ajak collab, dan penggabungan cluster ini berlaku di video kita maupun si teman collab tadi. Dua-duanya untung.
Lalu gimana kalau kita bukan youtuber besar, nggak punya kenalan orang terkenal, nggak bisa ngajak colab siapapun, apa kita harus berakhir seperti ini?
(Bersambung)
0 komentar